Pemimpin yang berintegritas
Pemimpin
yang Berintegritas
Yesaya 56 : 9-12 Pemimpin
- pemimpin yang fasik
56:9
Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan,
datanglah untuk makan! 56:10 Sebab
pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka
semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing
bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; 56:11
anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah
gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua
mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba,
tiada yang terkecuali.56:12
"Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah
kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih
hebat lagi! "
Memuat Firman Allah
yang disampaikan oleh nabi Yesaya bin Amos terutama berkenaan
tentang Yehuda
dan Yerusalem.
Nabi ini hidup pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda
sekitar abad ke-8 SM.
Dalam Nubuatannya kali
ini Yesaya menyoroti pemimpin yang fasik, pemimpin yang lalai menjalankan
tugasnya. Para pemimpin umat disebut sebagai
sebagai anjing bisu dan anjing pelahap (56:9-10). Mereka seharusnya bertugas
menjaga umat, tetapi mereka lalai. Bagai anjing penjaga yang seharusnya
menyalak tatkala bahaya datang, mereka malah membisu. Bukannya berjaga dan
waspada, mereka malah melamun dan tidur. Padahal mereka bertanggung jawab atas
umat dan karena itu seharusnya mereka tidak hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri.
Iblis berusaha
menghancurkan pemimpin – pemimpin, pemimpin yang harusnya menjaga – melayani
malah menghancurkan dan bertindak semaunya sendiri ( di Cibubur, Bapa
menelantarkan 5 orang anaknya, di Samarinda Bapa membunuh 4 orang anaknya ).
Dalam
perenungan ini apa yang kita bisa lakukan sebagai orang yang dipimpin ? Berdoa
bagi pemimpin supaya pemimpin berjalan dalam kehendak Tuhan.
Sebagai
seorang pemimpin kita harus menjadi pemimpin yang berintegritas.
Rasul Paulus memberi
surat kepada Timotius, dalam Suratnya kepada Timotius Paulus menekankan untuk
menjadi Pemimpin yang berintegritas.
“Apa
yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu
kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap
mengajar orang lain” (2 Timotius 2:2).
Dalam
kaitannya dengan seorang pemimpin, penekanan dari apa yang disampaikan oleh
Rasul Paulus kepada Timotius adalah yang “dapat dipercayai” dan “cakap
mengajar” orang lain. Dengan kata lain, bahwa pemimpin yang diinginkan oleh
Tuhan, adalah pemimpin yang dapat dipercayai dan pemimpin yang cakap mengajar
orang lain.
Dalam
2 Timotius 2 terdapat prinsip-prinsip tentang pemimpin yang berintegritas
yaitu:
1.
pemimpin yang
“dapat dipercayai”.
Dengan
kata lain, pemimpin yang memiliki integritas adalah pemimpin yang memperoleh
kepercayaan. Kalau tidak demikian maka tidak akan ada orang yang mau menjadi
pengikut. John C. Maxwell dan Yakob Tomatala, dalam tulisan masing-masing,
mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang punya pengikut.
2.
pemimpin yang hidup
dalam kekudusan.
Dalam
2 Timotius 2:21 dikatakan, bahwa “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal
yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia
dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap
pekerjaan yang mulia.” Menurut Paulus bahwa seseorang yang dapat dipercayai
adalah seseorang yang telah dikuduskan. Dan dalam konteks kepemimpinan dapat
dikatakan bahwa pemimpin yang dapat dipercayai adalah pemimpin yang telah
dikuduskan atau pemimpin yang hidup dalam kekudusan.
3.
pemimpin yang hidup dalam ketulusan
(2
Tim. 2:15), yang dimaksudkan dengan kata-kata “yang berterus terang
memberitakan perkataan kebenaran itu” adalah sikap yang tulus atau ketulusan.
Bahwa persyaratan lain yang tak kalah pentingnya bagi seorang pemimpin yang
dapat dipercayai adalah hidup dalam ketulusan.
Komentar
Posting Komentar