Setia dalam Perkara kecil
Setia
dalam Perkara kecil
Luk
16 : 10
Dari
ayat tersebut diatas, kita memahami bahwa Tuhan Yesus tidak pernah
mempromosikan umatnya dengan cara yang instan, cepat dan tanpa halangan. Formula untuk dapat dipercayakan hal – hal
yang besar adalah dengan menunjukan kesetiaan terhadap perkara – perkara yang
kecil.
Kesetiaan
kita pada perkara – perkara yang kecil yang sekarang Tuhan percayakan akan
membawa kita mendapatkan promosi pada perkara – perkara yang besar dimasa yang
akan datang.
Beberapa
contoh di alkitab, orang – orang yang besar adalah mereka yang kedapatan setia
pada perkara – perkara yang kecil
-
Yusuf sebelum menjadi orang yang berkuasa di Mesir
memulai kariernya sebagai budak di rumah Potifar
-
Daud Raja yang membawa Israel pada kejayaan memulai profesi
sebagai gembala kambing domba yang hanya 2, 3 ekor saja
-
Daniel memulai kariernya sebagai pramusaji istana di
kerajaan Babilonia
-
Yosua dipakai Tuhan luar biasa dari hamba Musa menjada
hamba Tuhan.
Posisi
yang mereka dapat diperoleh dengan perjuangan, proses dan kesetiaan mereka pada
perkara – perkara kecil.
Hal yang besar selalu
dimulai dari hal yang kecil.
Mujizat dimulai dari
hal yang kecil yang kita miliki
Beberapa ciri orang –
orang yang tetap berada dalam jalur kesetiaan sampai pada promosi yang Yesus
janjikan menjadi nyata.
1. Tetap
setia sekalipun tidak tahu kapan waktunya promosi terjadi
-
Kej 37 : 5-10 mengisahkan tentang mimpi Yusuf yang disampaikan
kepada saudara – saudaranya, Yusuf tidak tahu kapan mimpi itu akan terwujud
-
I Sam 16 : 12-13, Daud diurapi menjadi raja, namun Daud
tetap setia menggembalakan kambing domba milik ayahnya.
-
Kesetiaan
menghasilkan ketekunan dalam melakukan segala perkara yang saat ini Tuhan
percayakan kepada setiap kita.
-
Orang
yang paling malang adalah orang yang besok Tuhan nyatakan janjinya hari ini
kedapatan tidak setia
-
Kesetiaan
harus tetap menjadi dasar sekalipun kita sedang berada di tengah – tengah
keadaan yang jauh dari promosi yang Tuhan janjikan
2. Tetap
setia dengan tunduk pada otoritas
-
I Sam 26 : 5-9, dikisahkan Saul sedang tertidur dan Daud
punya kesempatan untuk membunuh Saul, bahkan Abisai memberikan dukungannya
dengan mengutip ayat – ayat Firman Tuhan tetapi Daudmenunjukan bahwa dirinya
tetap tunduk kepada otoritas.
-
Pemimpin
yang baik itu adalah seorang yang bisa dipimpin.
-
Kesetiaan
mengajar kita untuk tunduk kepada otoritas yang Tuhan sudah tetapkan.
3. Tetap
setia dengan tidak kecewa atas realitas
-
Kekecewaan
adalah sikap hati yang akan meracuni dan menghancurkan kesetiaan terhadap
kebenaran Firman Tuhan.
-
Yusuf
bisa kecewa karena difitnah berkelakuan amoral dengan istrinya Potifar,
sehingga fitnahan tersebut mengantar Yusuf masuk dalam penjara.
-
Daud
bisa kecewa karena kesetiaannya kepada Saul dibalas dengan upaya pembunuhan
kepadanya.
-
Semua
kejadian – kejadian yang tidak kita harapkan bisa menjadi pintu kekecewaan dan
benih kekecewaan akan merampas berkat besar yang sudah Tuhan janjikan.
-
Manusia
bisa mengambil apa yang seharusnya menjadi bagian kita, tetapi jika Tuhan sudah
menetapkannya maka tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi.
Mat
25 : 23, maka kata tuannya itu kepadanya ; Baik sekali perbuatanmu itu, hai
hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. “
Siapa orang yang setia
dalam perkara yang kecil.
1. Orang
yang tetap setia sekalipun tidak tahbu kapan waktunya promosi terjadi.
2. Orang
yang tetap setia dengan tunduk pada otoritas
3. Orang
yang tetap setia dengan tidak kecewa atas realitas.
Komentar
Posting Komentar