Dosa Pertama (Dosa Asal)
Sebelumnya
telah dibahas, bahwa tujuan
Allah menciptakan manusia adalah untuk memuliakan Dia. Yaitu untuk mengikuti / mentaati
kehendak Allah, manusia harus mengasihi Allah dengan seluruh keberadaan
dirinya. Sebagaimana Allah itu suci, Allah menginginkan manusia hidup suci /
kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Allah menempatkan manusia di taman Eden.
Selanjutnya
TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya
manusia yang dibentuk-Nya itu. Kejadian 2 : 8
TUHAN
Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu. Kejadian 2:15
Namun
manusia pertama telah memilih untuk memberontak kepada Allah, melawan perintah
Allah dengan mentaati godaan tipu daya Iblis dan mengikuti keinginannya
sendiri, manusia ingin menjadi seperti Allah memiliki pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat, yaitu dengan dengan memakan buah dari pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat.
Lalu
TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman
ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada
hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Kejadian 2:16 -17
Mari kita perhatikan dialog antara perempuan dan Setan
(melalui seekor ular) dari ayat-ayat dalam kitab Kejadian 3:1b-6 berikut
ini :
Ular
itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon
dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Lalu
sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini
boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah
taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati."
Tetapi
ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka,
dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat."
Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Manusia
melanggar perintah Allah, melanggar berarti memberontak kepada kehendak Allah.
Dengan mengikuti godaan tipu daya Setan (melalui binatang ular), manusia
mengabaikan kehendak Allah dan mementingkan kehendaknya sendiri yaitu ingin
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.
Jika
kita memperhatikan dialog dalam Kejadian 3:1b-6 di atas, terlihat tahap-tahap kejatuhan
manusia ke dalam dosa. Tahap-tahap ini menjadi skema yang terus terulang hingga
kini dalam hidup kita, ketika kita memilih untuk mendengarkan bujukan maut
Iblis dan mengikuti kehendak/hawa nafsu kita sendiri. Inilah tahap-tahapnya :
1. Manusia mendengarkan suara tipu daya Setan.
Perhatikan bagaimana perintah Allah ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas’ diubah oleh Setan
menjadi pertanyaan muslihat untuk memancing dan mengalihkan perhatian
manusia ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan
buahnya, bukan?’. Yang terjadi ketika manusia mendengarkan suara
Setan maka perhatian manusia teralihkan dari Tuhan kepada iming-iming Setan,
ketika manusia mendekat kepada godaan Setan maka manusia mulai menginginkan apa
yang di iming-imingkan Setan itu.
Karena
perhatian manusia teralihkan kepada iming-iming Setan, manusia mulai dipenuhi
keinginannya sendiri yaitu menuruti godaan Setan. Manusia juga mulai
mengabaikan Firman Tuhan dan mulai membuat argumentasi sendiri dengan mengubah,
menambahi atau mengurangi Firman Tuhan (dalam hal ini Firman Tuhan merupakan
perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat). Perhatikan jawaban Hawa kepada ular ‘...buah pohon yang
ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun
raba buah itu, nanti kamu mati. Jawaban perempuan ini
berbeda dengan perintah Tuhan yang secara spesifik memerintahkan ‘tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab
pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.Ketika manusia mendekati
iming-iming Setan dengan menjawab pertanyaan tipu muslihat Setan, manusia
mengganti kata ‘pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’ dengan ‘pohon
yang ada di tengah-tengah taman’ dan menambahi
perintah Allah dengan kata ‘ataupun raba.’
3. Ketika manusia mendekati dengan mendengar
bujukan Setan, hatinya mulai tertarik, lalu manusia menjawabatas dasar
pemikiran yang telah mulai teralihkan dari Firman Tuhan, manusia juga melihat
bahwa 'pohon itu menarik hati karena memberi pengertian', maka keinginan
untuk menjadi seperti Allah yang timbul karena mendengarkan bujuk tipu daya
Setan itu menjadi semakin besar, keinginan yang besar adalah hasrat atau nafsu.
Inilah tujuan utama tipu muslihat Setan, mengalihkan perhatian manusia kepada
iming-iming untuk menjadi seperti Allah agar manusia terbujuk untuk
menginginkan menjadi seperti Allah, mengikuti keinginan hasrat nafsunya itu,
lalu melawan perintah Allah dengan melakukan apa yang dilarang oleh Allah, dan
akhirnya seperti halnya Setan, manusia memberontak kepada Allah.
Keputusan
manusia untuk melawan perintah Allah adalah pilihannya sendiri karena menuruti
pengaruh / bujukan tipu daya Setan. Setan adalah musuh Allah, dia
sangat ingin menjadi seperti Allah, Setan merasa congkak dan merasa setara
dengan Allah. Sejak penciptaan, Setan telah memulai usahanya ‘merekrut sekutu’
dengan bujuk yang penuh tipu daya dan dusta agar manusia tergoda oleh bujuk
mautnya untuk mengikuti dia bersama-sama memberontak kepada Allah. Dengan
mengikuti kehendak Setan maka manusia telah memilih untuk memberontak kepada
Allah, kondisi manusia menjadi rusak total dan cenderung kepada
dosa. Manusia menjadi sekutu Setan dan dengan demikian menjadi musuh
Allah.
Kejatuhan
Manusia di dalam Dosa
Pada
saat manusia memakan buah itu, saat itu juga akibat dari pelanggaran terhadap
perintah Allah itu terjadi, pada saat itu juga manusia telah mati dalam dosanya
karena manusia telah melawan perintah Allah. Mati berarti terpisah dari
hadirat Allah, terpisah dari Allah karena manusia terkutuk di hadapan
Allah. Manusia menjadi pemberontak di hadapan Allah, telah berdosa,
tidak suci lagi, bercacat cela. Dosa (setitik saja pun) menjadikan manusia
tidak mungkin lagi dapat hidup bersama-sama, dekat dengan Allah, karena Allah
itu maha suci adanya. Dosa menjadikan manusia suatu kejijikan, kenajisan,
terkutuk di hadapan Allah.
Lalu
TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana
ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden
ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Kejadian 3:23-24
Maka
Allah mengusir manusia (Adam dan Hawa) keluar dari taman Eden. Sejak itu,
manusia telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari hadirat Allah, maka
seluruh keturunan manusia sejak Adam dan Hawa termasuk kita semua, juga telah
mati di dalam dosa, hidup terpisah dari hadirat Allah, dosa membuat kondisi
manusia terkutuk di hadapan Allah.
Kondisi
manusia telah mati di dalam dosa, hidup terpisah dari hadirat Allah sejak
diusir keluar dari taman Eden. Dalam kondisi terkutuk inilah Adam dan Hawa
mempunyai anak-anak yang lahir dari hasil hubungan jasmani antara laki-laki
dengan perempuan. Demikian seterusnya dari jaman ke jaman, dari generasi ke
generasi, hingga kepada kita semua saat ini, semua kita manusia keturunan Adam
dan Hawa, lahir dari hasil hubungan jasmani laki-laki dan perempuan.
Seperti
halnya Adam dan Hawa yang telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari
hadirat Allah, terkutuk di hadapan Allah; maka kita semua keturunannya juga
telah mati dalam dosa, terpisah dari hadapan Allah, terkutuk di hadapan Allah.
Siapapun kita, sejak dibuahi dalam kandungan, telah mati di dalam dosa, telah
hidup terpisah dari hadirat Allah, telah terkutuk di hadapan Allah. Inilah
kondisi manusia sebagai akibat dosa pertama (dosa asal) yang dilakukan oleh
manusia pertama.
Komentar
Posting Komentar