Salib
Salib yang harus dipikul
Hari ini gereja
Tuhan merayakan Ibadah Jumat Agung, “
Kenapa disebut Jumat Agung ?” karena hari ini tepat 2000 tahun yang lalu
satu pribadi ditangkap, diadili, disalib dan mati untuk menebus dosa manusia.
Dunia berusaha
menyangkali kematian dan kebangkitan Yesus, ada banyak proyek – proyek yang
dunia buat, mereka rela mengeluarkan
dana yang besar guna menggoyahkan iman orang percaya, contoh novel davinci
code, injil Yudas, injil Tomas, Film The Lost Tomb of Jesus ( menceritakan
penemuan kubur Yesus dan disana masih terdapat tulang – tulang Yesus artinya
Yesus mati dan tidak pernah bangkit. Bersyukur jika kita masih beribadah hari
ini, hal itu membuktikan iman kita tidak tergoyahkan.
Mari kita pelajari
sepenggal kisah dibalik Penyaliban Yesus, Firman Tuhan diambil dalam ” Lukas
23 : 26. Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon
dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakan salib itu diatas
bahunya supaya dipikulnya sambil mengikut Yesus. “
Pada zaman dulu ada
kebiasaan dari orang – orang Yahudi setiap tahun orang – orang Yahudi dari
belahan dunia manapun datang berkumpul
di Yerusalem, untuk merayakan Paskah bersama – sama. Mereka akan berkumpul
selama + 50 hari.
Simon tinggal di
Kirene, Kirene adalah sebuah kota
jajahan Roma yang letaknya di Afrika, di Peta Kirene sekarang disebut Libya.
Simon datang jauh –
jauh dari Libya untuk beribadah di Yerusalem, kedatangan simon bertepatan
dengan peristwa penyaliban Tuhan Yesus. Sialnya bagi Simon, Ia dipaksa
menggantikan Yesus untuk memikul salib. Yesus sudah sangat kepayahan
semalam-malaman tidak tidur, dipingpong dari satu pengadilan kepengadilan yang
lainnya, dicambuk ( yang mencambuk orang gila, mereka melihat darah tambah semangat
mencambuk Yesus ) dll kekuatan fisiknya sudah menurun dan sudah habis. Tentara
Roma tidak menginginkan yesus mati dalam perjalanan skenario mereka adalah
menyalibkan Yesus di Golghota, makanya mereka menahan seorang yang bernama
Simon untuk dipaksa memikul salib Yesus.
Perhatikan “ Simon
jauh – jauh dari Libya datang ke Yerusalem tujuannya untuk beribadah, di
Yerusalem ditahan dan dipaksa memikul salib. Simon punya tujuan mulia malah
mendapat masalah.
Ketika kita punya tujuan mulia maka kita akan bertemu
dengan salib.
Gara – gara percaya
Yesus diusir dari rumah, ditinggalkan teman dll
Gara – gara jujur
malah ditinggalkan customer, gara – gara mau datang ibadah, gara – gara mau
pelayanan, gara – gara mengembalikan perpuluhan, gara – gara memberi.
Gara – gara Kristus
kita akan menghadapi banyak tantangan, kenapa ? iblis tidak setuju kita menjadi
milik Kristus.
Simon hari itu
seolah – olah menjadi orang yang sial, jauh – jauh datang mau ibadah malah
ditahan dan dipaksa memikul salib. Pikul salib itu paksaan bukan kerelaan.
Liat kalimatnya
dalam Lukas 23 : 26 Simon ditahan bukan ditanya, apakah bisa pikul salib ?
apakah mau membantu ? kalau ditanya pasti tidak akan ada seorangpun yang mau
memikul salib. Kita pun sama jika ditanya mau diusir keluarga, mau ditinggalkan
teman – teman, dikucilkan dan salib – salib lainnya dalam kehidupan ? ada yang
mau ??? sesudah ibadah jatuh ketimpa tangga masuk got digigit anjing ??? jangan
sok rohani pasti pada awalnya kita tidak ada yang rela untuk memikul salib.
Tetapi ketahuilah Tuhan tidak akan pikulkan sesuatu yang mana kita tidak bisa
menanggungnya, jika kita pikul salib
pasti kita mampu memikulnya sampai selesai, karena Tuhan pasti memberikan
karunia sehingga kita kuat untuk menanggungnya... apa yang menjadi salibmu
saya yakin Tuhan memberikan karunia sehingga kita kuat untuk menanggungnya.
Ay 26 selama Simon
pikul salib, Simon tidak boleh mendahului Yesus. Bayangkan pada saat kita
menanggung beban yang berat kita pasti pengen cepat – cepat melepaskan beban
tersebut, Simon mengangkat salib yang beratdan harus tetap berjalan dibelakang
Yesus, Yesus berjalan sudah sangat kepayahan, berkali- kali jatuh dan untuk
bangkit lagi diperlukan waktu yang sangat lama, namun Simon harus tetap
mengikut Yesus.
Memikul salib
awalnya adalah kerugian bagi Simon namun setelah 3 hari Yerusalem gehger dengan
berita kebangkitan Yesus, Simon yang pikul salib mendengar dan berbangga dengan
salib Kristus. Orang – orang ngobrol tentang kebangkitan Yesus dan Simon ikut
nimbrung dan berkata :” Gua yang Pikul Salibnya “
Salib Kristus bukan kerugian tetapi sebuah kebanggaan, jika kita mendapat tantangan gara – gara Kristus itu sebuah
kebanggaan berarti kita sudah dianggap layak menderita seperti Kristus. Gal 6 : 14 bagi Paulus kebanggannya
bukan hal – hal yang lahirian namun salib adalah sebuah kebanggan..
Mark 15 : 21, Markus menulis
anak – anak dari Simon, tujuannya supaya kita bisa mempelajari bahwa jika kita
berani pikul salib maka keturunan kita akan menjadi pilihan Tuhan. Rom 16 : 13, Paulus mengingat keluarga
Simon yang bagi Paulus, Rufus anak Simon adalah Sahabatnya mdan Istri Simon
adalah Ibu rohani bagi Paulus.
Hari ini kita belajar;
1.
Ketika kita punya tujuan mulia maka kita akan bertemu dengan salib
2.
Memikul salib itu sebuah paksaan bukan kerelaan
3.
Tuhan akan memberikan karunia supaya kita kuat memikul salib
4.
Salib bukan kerugian tetapi kebanggan
5.
Jika sekarang kita berani pikul salib maka anak – anak kita akan
menjadi pilihanNya Tuhan
Komentar
Posting Komentar