Kelahiran Generasi Yeremia (2)
Kelahiran Generasi Yeremia (2)
Yeremia (Ibrani:יִרְמְיָה , Ibrani Modern:Yirməyāhū, Arab إرميا) adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum
bangsa Israel (Kerajaan Yehuda)
ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Alkitab Kristen. Yeremia
lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM,
tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir. Ia adalah anak
imam Hilkia dari Anatot.
Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia
diduga adalah keturunan Abyatar, imam
raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah
miliknya di kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27).
Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih
muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia,
tahun 627 SM. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan
lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.
Membaca Kitab Yeremia maka kita akan menemukan ada 3 hal yang bisa kita
teladani dari kehidupan Yeremia:
1. Hidup Mengandalkan Tuhan
2. Hidup dalam Pertobatan
3. Hidup dalam Kesetiaan
2.
Hidup dalam Pertobatan
Salah satu berita utama nabi pra pembuangan adalah tentang
dosa dan pertobatan, dan jika pertobatan sejati tidak dinyatakan maka
penghukuman keras menantikan mereka. Yeremia dipanggil Allah untuk menyerukan
pertobatan kepada Yehuda yang sangat berdosa dan akibatnya dia dimusuhi oleh
orang-orang Anatot, daerahnya sendiri. Dalam ps 12 kita melihat bahwa orang
berdosa yang mendapatkan seruan keras dari Yeremia ini adalah mereka yang
tampak religius. Mereka bukan orang kafir yang tidak tahu tata cara ibadah;
Yeremia menyatakan bahwa mulut mereka mengucapkan Allah (12:2). Disini kita
melihat bahwa tampilan luar agamis sama sekali tidak sanggup menutupi kebusukan
hati manusia;
Pertobatan sangat penting, bertobat artinya bukan hanya
berhenti berbuat dosa tetapi berjalan menjauh dari dosa.
Yer. 18:6-10, Dalam ayat-ayat tersebut di atas kita mengerti satu
hal bahwa pertobatan selalu mendatangkan berkat Allah dalam hidup kita. Sesuatu
yang buruk yang sedang menimpa atau akan menimpa kita, seketika Tuhan bisa
jauhkan dan hindarkan kalau kita BERTOBAT di hadapan Dia.
Mungkin
selama ini kita mengerti bahwa bertobat itu berhenti berbuat dosa. Itu prinsip
yang umum, yang dunia pahami. Alkitab mengajarkan bahwa bertobat artinya bukan
hanya berhenti berbuat dosa, tetapi juga berbalik dan berjalan kearah yang
benar. Artinya: 'bertobat' sama dengan 'berubah', dan melakukan apa yang benar
di mata Tuhan.
Jadi
kesimpulannya: Pertobatan melahirkan perubahan. Sebaliknya, tidak ada perubahan
tanpa pertobatan. Bertobat bukan hanya berhenti, tetapi berbalik. Berubah
hidup. Dan perubahan itu akan bisa terlihat dan dirasakan orang lain.
Waktu
Zakheus bertobat, dia bukan hanya berhenti berbuat jahat, tetapi dia berubah
dan menjadi berkat bagi banyak orang. Pertobatannya menghasilkan perubahan yang
dinikmati oleh banyak orang dan tentunya memuliakan nama Tuhan. Bertobat
artinya kita berbalik dan hidup dalam kebenaran. Karena kebenaran itu yang akan
memerdekakan kita.
Sebenarnya,
banyak masalah terjadi dalam hidup ini bukanlah karena setan atau orang lain,
tetapi karena sifat, karakter, atau karena mulut kita sendiri. Tetapi jika kita
mau mengalami perubahan, marilah kita bertobat.
Kita
sudah dan sedang memasuki tahun yang baru, Tahun 2019 adalah 'Tahun Kelahiran
yang Baru'. Di hadapan Tuhan, setiap hari adalah hari yang baru. DIA mau
melakukan sesuatu yang baru setiap hari bagi kita. Syaratnya? Miliki hidup yang
selalu baru tiap hari. Berubah setiap hari, sebab ada berkat yang baru dan mujizat
yang baru, namun kita harus menerimanya dengan hati yang baru dan hidup yang
baru. Setiap hari taburlah yang baik. Taburlah kebenaran. Jangan menabur dalam
daging sebab hal itu hanya akan menuai kebinasaan.
Yeremia
hidup pada zaman yang sangat bobrok dalam kehidupan bangsa Israel, bahkan
sejujurnya, saking bobroknya bangsa itu, sampai Yeremia matipun tidak ada orang
Israel yang bertobat. Itu sebabnya mereka dihukum Tuhan dengan dibiarkan-Nya
bangsa itu dihancurkan dan penduduknya dibuang ke Babel.
Kehidupan
Yeremia adalah gambaran kehidupan kita di akhir zaman ini. Dunia tidak akan
lebih baik, dunia sedang menuju kepada kehancuran dan penghukuman. Tapi
orang-orang yang hidup takut akan Tuhan, yang hidup dalam kebenaran akan
diluputkan dan diselamatkan oleh Tuhan, persis seperti Yeremia. Yeremia
dibebaskan oleh Raja Nebukadnezar atas perintah Tuhan. Wow luar biasa!
Hari-hari
ini adalah hari-hari yang jahat. Iblis tahu bahwa waktunya sudah sangat
singkat. Itu sebabnya dia ingin menjatuhkan banyak anak Tuhan, dia ingin
menghancurkan kehidupan banyak keluarga anak-anak Tuhan. Sebab itu kita harus
berjaga-jaga.
Kita
sedang menghadapi peperangan rohani yang terbesar di akhir zaman ini. Sebagai
contoh kalau kita lihat gerakan LGBT sekarang semakin meluas. Semakin banyak
orang yang jatuh dalam dosa-dosa seperti ini. Itu sebabnya kita harus
berhati-hati. Tidak ada orang yang lahir sebagai seorang yang lesbian, gay,
biseksual, dll. Hal itu itu terjadi dalam perjalanan hidup orang itu, bagaimana
pergaulan dan lingkungan sekitarnya yang kemudian membuat dia jatuh dan terikat
dengan dosa itu. Sebab itu kita harus perhatikan sungguh-sungguh bagaimana
pergaulan kita. Apalagi anak-anak muda.
Perhatikan
sekeliling kita, jangan sampai menjadi jerat bagi kita untuk hidup dalam dosa.
Kita harus hidup benar dan kudus kalau mau diselamatkan dari angkatan yang
bengkok ini. Generasi Yeremia adalah generasi yang tidak berkompromi dengan
dosa. Mari kita mengasihi TUHAN dengan bukti nyata, bukan cuma sebatas ucapan
bibir, tetapi hidup dalam takut dan hormat akan Tuhan.
Komentar
Posting Komentar